22 Oktober, sejak 2015, telah ditetapkan sebagai hari santri. Bertepatan dengan Jumat 22 Oktober 2021, Ketua STIT Ar-Raudlatul Hasanah menyampaikan khutbah di Masjid Agung At-Taqwa Kutacane yang menekankan bahwa peringatan tersebut semestinya menekankan pada pengamalan jiwa-jiwa pesantren yang telah dipraktekkan para pramakarsa pesantren-pesantren dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal itu karena jiwa-jiwa itulah yang terbukti mampu melahirkan generasi-generasi saat ini. Maka, seyogyanya, jiwa itu juga yang harus terus diasah untuk melahirkan generasi-generasi emas bangsa di masa yang akan datang.

Sebagai contoh adalah jiwa-jiwa yang dikembangkan oleh KH. Imam Zarkasyi dengan pondok modern Darussalam Gontor Ponorog. Ada lima jiwa yang harus dipahami dan dipraktekkan secara langsung oleh setiap orang dalam menyongsong generasi emas bangsa, yaitu jiwa keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah islamiyah dan kebebasan. Jiwa-jiwa tersebut semestinya menjadi perhatian bagi setiap orang -termasuk orang tua, praktisi pendidikan bahkan pejabat-pejabat pemerintah.